|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kegiatan belajar
mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di
sekolah. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kinerja dari proses
belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan
antara guru dengan peserta didik dalam suatau situasi pendidikan atau
pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Salah satu prasyarat yang
harus diwujudkan selama proses pembelajaran adalah bagaimana guru mampu meningkatkan
atau membangun partisipasi aktif siswa. Selain peran guru dalam mengajar, aspek
lain yang tidak kalah pentingnya ialah bagaimana cara belajar siswa itu sendiri
apakah memang benar-benar sudah optimal atau tidak dalam pelaksanaan untuk
meningkatkan prestasinya.
Keberhasilan
belajar seorang siswa dalam
menguasai pelajaran di sekolah tidak lepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor tersebut bisa dari dalam diri siswa
maupun dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa diantaranya cara belajar dan kebiasaan belajar. Cara belajar sangat berperan dalam
rangka mencapai tujuan belajar. Tanpa adanya cara dari dalam diri siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh maka ia tidak akan dapat
mencapai tujuan belajar. Seperti halnya cara belajar, dengan memiliki
kebiasaan belajar yang baik maka tercapai prestasi belajar yang diharapkan. Prestasi belajar
siswa akan optimal apabila siswa
memahami berbagai macam kebiasaan belajar yang
dilakukan
|
Pada
dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari dua segi, yakni horizontal dan
vertical. Perbedaan segi horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek
mental, seperti tingkat kesadaran, bakat, minat, ingatan, emosi, dan sebagainya.
Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah, seperti:
bentuk, tinggi dan besarnya badan, tenaga, dan sebagainya. Masing-masing aspek
individu tersebut besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar.
Kecerdasan, siswa yang kurang cerdas
menunjukkan ciri-ciri belajar lebih lamban, memerlukan banyak latihan,
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk maju, tidak mampu melakukan abstraksi.
Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi pada umumnya memilki
perhatian yang lebih baik, belajar lebih cepat, kurang memerlukan latihan,
mampu menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat, mampu menarik
kesimpulan dan melakukan abstraksi;
Dari
permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti ingin mengadakan
penelitian terhadap siswa yang berprestasi dan siswa yang kurang berprestasi
untuk mengetahui cara belajar yang digunakan dan perbedaan cara belajara antara
keduanya.
B.
Identifikasi
Masalah
Dari
latar belakang diatas, peneliti dapat mengidentifikasi berbagai masalah sebagai
berikut;
1.
Bagaimana cara belajar siswa agar hasil
belajarnya optimal?
2.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar?
3.
Bagimana cara belajar siswa berprestasi?
4.
Bagaimana cara belajar siswa yang kurang
berprestasi?
5.
Bagaimana perbedaan cara belajar siswa berprestasi dan
yang kurang berprestasi?
C.
Pembatasan
Masalah
Dari
beberapa masalah yang telah diidentifikasi dari latar belakang, peneliti
membuat batasan masalah untuk lebih memfokuskan masalah yang akan peneliti
teliti di lapangan. Pembatasan masalahnya adalah:
1. Cara
belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas kelas IV SD Negeri 1 Kaleng
Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Cara
belajar siswa yang masuk ranking 5 besar terbawah kelas IV SD Negeri 1 Kaleng
Tahun Ajaran 2010/2011.
3. Perbedaan
cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas dan 5 besar terbawh kelas
IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011.
D.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana
cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas kelas IV SD Negeri 1
Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?
2. Bagaimana
cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar terbawah kelas IV SD Negeri 1
Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?
3. Bagaimana
perbedaan cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas dan 5 besar
terbawh kelas IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?
E.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Cara
belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas kelas IV SD Negeri 1 Kaleng
Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Cara
belajar siswa yang masuk ranking 5 besar terbawah kelas IV SD Negeri 1 Kaleng
Tahun Ajaran 2010/2011?
3. Perbedaan
cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas dan 5 besar terbawh kelas
IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?
F.
Manfaat
Penelitian
Adapun
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Manfaat Teoritis
Untuk
menambah referensi, literature tentang berbagai macam cara belajar pada
umumnya, khususnya cara belajar siswa berprestasi.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi
Siswa
Untuk menambah
pengetahuan bagaimana cara belajar untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam
belajar. Selain itu siswa juga bisa menghindari cara-cara belajar yang kurang
efektif untuk memaksimalkan belajarnya.
b. Bagi
Guru
Sebagai acuan
untuk menjadikan guru termotivasi menyajikan pembelajaran yang aktif, kreatif
efektif an menyenangkan guna menambah semangat para siswanya untuk belajar
lebih giat.
c. Bagi
Peneliti lain
Sebagai bahan/ gambaran bagi peneliti
lain untuk dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang
lebih luas.
|
BAB
II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1.
Cara Belajar
Belajar
merupakan hal yang sudah biasa kita dengar. Belajar sering diidentikan dengan
adanya perubahan perilaku seseorang menjadi yang lebih baik tentunya.
Gagne dalam Udin S.
Winataputra (2007: 1.8) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan dalam
kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.”
Morgan dkk dalam
Mulyani Sumantri (2001: 13) mengatakan “belajar sebagai setiap perubahan
tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan
pengalaman.”
Moh. Surya dalam
cafestudi061(2008) mengatakan bahwa “
Belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya”.
Bell-Gredler dalam
techonly13 (2009) mengungkapkan bahwa:
“Belajar
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies,
skills, and attitude. Kemampuan (competencies),
keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa
tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.”
Winkel dalam Arya
(2010) menyatakan bahwa “Belajar
adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengelolaan pemahaman.”
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah seesuatu
yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh perubahan perilaku secara bertahap
dan berkelanjutan sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.
|
Cara
belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan
siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The Liang Gie (1987:48) yang mengemukakan
bahwa ”cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha
belajarnya”. Oemar Hamalik (1983: 38) secara lebih jelas mengemukakan bahwa
“cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi
belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi
ulangan/ ujian dan sebagainya”.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada
situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan
usaha belajar yang dilakukannya.
2.
Faktor yang Mempengaruhi Cara Belajar
Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktivitas yang diisyaratkan oleh
banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal
dari dalam maupun luar siswa tersebut.
Menurut Sumardi Suryabrata (2002:233) adapun faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap cara belajar adalah:
Faktor dari dalam diri siswa meliputi:
a) Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan
belajar, motivasi belajar, sikap dan perasaan , minat dan kondisi
akibat keadaan sosiokultural.
b) Faktor fisiologis dibedakan menjadi
2 yaitu:
1).
Keadaan tonus jasmani pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas
belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan
jasmani yang kurang segar,
2).
Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
Faktor dari luar diri siswa:
a) Faktor pengatur belajar mengajar di
sekolah yaitu kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar,
pengelompokan siswa
b) Faktor-faktor sosial di sekolah
yaitu sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa.
c) Faktor situasional yaitu keadaan
sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat, dan lingkungan.
3.
Berprestasi
Prestasi
merupakan hal yang dicapai oleh seseorang. Prestasi tidak lepas dari proses
belajar. Secra lengkap Muray dalam Sunartombs (2009) mendefinisikan prestasi
adalah “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan,
berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik secepat mungkin.”
Lebih lanjut Nasrun Harahap dalam Achmad Abu Bakar (2011)
menyatakan bahwa “Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang oerkembangan dan
kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan
kepada siswa.” Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Mas’ud Khasan Abdul Qohar dalam Achmad Abu Bakar (2011) “Prestasi adalah apa yang telah dapat
diciptakan hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
cara keuletan kerja.”
Menurut Sardiman M.S dalam Green Heroes (2010) menyatakan
bahwa “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu
dalam belajar”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
prestasi adalah kemampuan yang bisa dicapai oleh seorang individu yang diperoleh
dari keuletan kerja.
4.
Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar
sebagai mesa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga
kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama siswa
sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam
banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan
dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik
anak.
Setiap
anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah
yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun
non sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan
kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakan
tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja permulaan. Mereka mengembangkan
rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan.
Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan
kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau
ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya
sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar.
Pada
masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut :
a.
adanya minat terhadap kehidupan praktis
sehari-hari yang kongkrit,
b.
amat realistik, ingin tahu dan ingin
belajar,
c.
menjelang akhir masa ini telah ada minat
terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori
faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor,
d.
pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya
dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri,
e.
pada masa ini anak memandang nilai
(angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah,
f.
anak pada masa ini gemar membentuk kelompok
sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Peneliti
menemukan penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Penelitian tersebut dikarang oleh Rahmah Wati Mubarokah dengan judul “Pengaruh
Cara Belajar Siswa, Motivasi Belajar Siswa dan Media Pembelajaran Terhadap
Prestasi Belajar IPS Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pringapus Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2009/2010”.
Persamaan
dengna penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama- sama mengamati
cara belajar siswa pada umumnya. Perbedaannya terletak pada setting, waktu
pelaksanaan dan bentuk penelitiannya sendiri. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif, sedangkan penelitian yang ada merupakan penelitian
kuantitatif. Penelitian ini tidak memfokuskan pada salah satu mata pelajaran,
tetepi mencakup semua pelajaran yang diajarkan oleh guru di Sekolah dasar.
Hasil
dari penelitian yang diadakan oleh Rakhmah Wati Mubarokah adalah cara belajar
siswa dalam kategori cukup baik, motivasi belajar siswa dalam kategori cukup
tinggi, sedangkan untuk media pembelajaran dalam kategori baik. Secara simultan
cara belajar siswa, motivasi belajar siswa dan media pembelajaran mempengaruhi
prestasi belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pringapus tahun
ajaran 2009/2010 sebesar 54,3 % dan sisanya 45,7 % dipengaruhi faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara parsial cara belajar siswa
mempengaruhi prestasi belajar IPS Ekonomi sebesar 6,91% untuk motivasi belajar
siswa sebesar 29,59% dan untuk media pembelajaran sebesar 7,73%.
Berdasarkan
dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
pengaruh positif antara cara belajar siswa, motivasi belajar siswa dan media
pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS Ekonomi siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Pringapus tahun ajaran 2009/ 2010 secara simultan maupun parsial dan variabel
yang paling berpengaruh adalah motivasi belajar siswa kemudian media
pembelajaran diikuti oleh cara belajar siswa
C. Kerangka Berpikir
Belajar
adalah seesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh perubahan perilaku
secara bertahap dan berkelanjutan sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.
Cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan siswa pada situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut
merupakan pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
prestasi adalah kemampuan yang bisa dicapai oleh seorang
individu yang diperoleh dari keuletan kerja.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dibuat kerangka
berpikir bahwa cara belajar seorang siswa dapat mempengaruhi hasil belajar yang
berpengaruh pula pada prestasi siswa tersebut. Jika cara belajar siswa efektif
dan baik, maka prestasi belajarnya juga baik atau tinggi. Tetapi jika cara
belajar siswa tidak efektif, maka mengakibatkan prestasi belajarnya rendah.
|
BAB
III
METODE PENELITIAN
A.
Tempat
dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri 1 Kaleng, Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Alasan
peneliti mengambil tempat penelitian di Sekolah tersebut karena, SD Negeri 1
Kaleng merupakan tempat dimana peneliti bekerja sebagai pengajar.
2.
Waktu Penelitian
Jadwal
Lengkap Penelitian
No
|
Kegiatan
|
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
||||||||||||||
Minggu ke
|
Minggu ke
|
Minggu ke
|
Minggu ke
|
||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1
|
Pengajuan Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
2
|
Konsultasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
3
|
Seminar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
4
|
Revisi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
5
|
Penyusunan Instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
6
|
Pengumpulan Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
7
|
Analisis Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
8
|
Seminar hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
9
|
Revisi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
10
|
Ujian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
11
|
Revisi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
12
|
Pelaporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1.
Bentuk Penelitian
Bentuk
penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
2.
Strategi Penelitian
Straregi
menggunakan studi kasus yaitu menyelidiki secara cermat suatu program,
peristiewa, aktvitas, prose atau sekelompok individu. Kasus- kasus dibatasi
oleh waktu dan aktivitas, dan peniliti mengumpulkan informasi secara lengkap.
Adapun
studi kasus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui cara belajar siswa
berprestasi kelas IV SD Negeri 1 Kaleng tahun ajaran 2010/2011.
C. Sumber Data
Sumber
data pada penelitian ini adalah:
1. Siswa: yaitu
data bagaimana cara mereka belajar.
2. Guru Kelas:
yaitu mengenai kondisi dan latar belakang siswa.
3. Dokumen:
yaitu data tentang identitas anak (buku induk, raport, absensi).
D. Teknik Sampling
Teknik sampling dalam
penelitian ini adalah:
1. Time Sampling.
Teknik
sampling yang mempertimbangkan waktu dan tempat dalam pengumpulan data.
2. Snowball Sampling.
Teknik ini dapat dilakukan tanpa melakukan seleksi.
Peneliti tidak membatasi/menyeleksi jumlah informan
3. Purposive Sampling.
Teknik ini
dilakukan secara selektif karena penelitui tidak melakukan generalisasi
temuannya.
Berdasarkan beberapa
kategori teknik sampling di atas, maka peneliti menggunakan Teknik Theoretical Sampling yaitu penggunaan
Snowball Sampling dan Purposive Sampling dalam penelitian ini.
E.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitiaan ini,
peneliti menggunakan 3 teknik pengumpulan data, yaitu :
1.
Wawancara
Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee).
Wawancara dilakukan dengan dua bentuk, yaitu:
a.
Wawancara terstruktur, dilakukan melalui
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan
diteliti;
b.
Wawancara tak terstruktur, dilakukan apabila
ada jawaban berkembang diluar pertanyaan-pertanyaan terstruktur namun tidak
terlepas dari permasalahan penelitian.
Dalam penelitian ini wawancara dipergunakan untuk
mnengadakan komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian,
antara lain kepala sekolah dan guru dalam rangka memperoleh penjelasan atau
informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam observasi dan dokumentasi.
2.
Observasi
Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan
untuk memperkuat data, terutama aktivitas pembelajaran dan unjuk kerja guru.
Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang
telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya. Observasi
ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang cara
belajar siswa berprestasi kelas IV SD Negeri 1 Kaleng.
3.
Dokomentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data
yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang
berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 274) “Teknik
dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan
sebagainya.”
F.
Validitas
Data
Dalam penelitian kualitatif, kesahihan data dapat diperoleh melalui:
1. Keabsahan
Konstruk (Construct validity)
Keabsahan bentuk batasan berkaitan
dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang
ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data
yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Ada 4
macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :
a. Triangulasi
data
Mengguanakan
berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi
atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki
sudut pandang yang berbeda.
b. Triangulasi
Pengamat
Adanya
pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam
penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan
masukan terhadap hasil pengumpulan data.
c. Triangulasi
Teori
Penggunaan
berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan
sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan
pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
d. Triangulasi
metode
Penggunaan
berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode
observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang
ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancra dilakukan.
2. Keabsahan
Internal (Internal validity)
Keabsahan internal merupakan konsep yang
mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan
yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan
interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan
selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut.
Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan
munculnya kesimpulan lain yang berbeda.
3. Keabsahan
Eksternal (Eksternal validity)
Keabsahan
ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan
pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki sifat tidak ada
kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki
keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki
konteks yang sama.
4.
Keajegan (Reabilitas)
Keajegan
merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan
mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi.
Dalam penelitian ini, keajegan
mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya memeperoleh hasil yang sama
apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini
menujukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada
desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.
G.
Analisis
Data
Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005: 248)
menyatakan analisis data kualitatif adalah “upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satua
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceriterakan kepada orang lain.”
Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan
yang perlu dilakukan, diantaranya:
1.
Mengorganisasikan
Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui
wawancara mendalam (indepth inteviwer),
dimana data tersebut direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainya.
Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk
rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca
berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di
dapatkan.
2.
Pengelompokan
berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban
Pada
tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang
penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin
digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun
sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding.
Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan
melakukan coding, melakukan pemilihan
data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan
penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan
kerangka analisis yang telah dibuat.
Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah
kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan
pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah
dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan
tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap
penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.
3. Menguji
Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data
Setelah kategori pola
data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi
yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah
didapat melalui analisis ditinjau kemabali berdasarkan landasan teori yang
telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan
antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini
tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat
asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang
ada.
4. Mencari
Alternatif Penjelasan bagi Data
Setelah
kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke
dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari
kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternative penjelasan
lain tetnag kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif
memang selalu ada alternative penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada
kemungkinan terdpat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir
sebelumnya. Pada tahap ini akan
dijelaskan dengan alternative lain melalui referensi atau teori-teori lain.
Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan
saran.
5.
Menulis
Hasil Penelitian
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan
suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang
dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang
dipakaiadalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil
penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan
significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan
significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar
permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai
penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara
keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil
penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan
melalui 3 tahap, yaitu tahap penjajagan, eksplorasi dan tahap member check.
Tahap Penjajagan, dilakukan untuk mengenal permasalahan dan menentukan
fokus penelitian; Tahap Eksplorasi, merupakan tahap penelitian
sebenarnya, dan sudah melibatkan alat-alat pengumpul data melalui proses
observasi; Tahap Member Check, setiap perolehan data baik melalui hasil
wawancara maupun hasil pengamatan, ditriangulasi kepada sumber datanya.
1.
Tahap
Penjajagan
Tahap penjajagan ialah tahap orientasi,
menyajikan berbagai persiapan sebagai langkah awal menuju tahapan berikutnya.
Dalam tahap ini dilakukan pula pengurusan surat ijin penelitian kepada instansi
berwenang. Selain itu, dilakukan pula studi penjajagan ke lokasi penelitian
untuk memperoleh data awal dan menentukan subjek penelitian yang sesuai dengan
permasalahan penelitian serta menentukan jumlah responden yang diperlukan.
2.
Tahap
Eksplorasi
Tahap ini menyajikan pelaksanaan
pengumpulan data secara terarah dan spesifik yang pada tahap ini digali data
sebanyak mungkin secara lebih berstruktur dengan harapan memperoleh informasi
yang lebih mendalam mengenai permasalahan penelitian, sehingga menjamin
keabsahan data yang diperoleh.
3.
Tahap “Member
Check”
Tahap ini merupakan tahap akhir yang
dilakukan untuk menguji keabsahan dan keakuratan data yang dihasilkan pada
tahap sebelumnya. Selain itu, tahap ini juga bertujuan untuk melengkapi data
yang masih kurang serta memberikan penjelasan baru kepada responden agar hasil
penelitian dapat lebih dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Tahap ini dilakukan
dengan mengadakan konfirmasi kepada responden tentang data yang telah diperoleh
sebelumnya dalam bentuk laporan hasil wawancara dan eksplorasi untuk memastikan
kebenaran hasil laporan tersebut.
Daftar
pustaka
http://www.yuwonoputra.com/2014/06/contoh-judul-skripsi-penelitian-kualitatif-kuantitatif-ptk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar